Bandung,Metrodua.com – Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jabar, Atalia Praratya mengajak seluruh orang tua untuk memaksimalkan pola asuh bagi anak sejak dalam kandungan hingga usia enam tahun (golden age). Hal tersebut penting guna menyiapkan anak-anak menghadapi tantangan masa depan.
“Karena tugas orang tua bukan hanya menjadikan anak cerdas dan pintar, namun bagaimana menjadikan anak-anak berakhlakul karimah yang secara karakter bukan hanya mampu membantu dirinya sendiri dan keluarga, tetapi juga bisa membantu orang lain di sekelilingnya,” tutur Atalia dalam Webinar “Bina Keluarga Balita Holistik-Integratif di Era Adaptasi Kegiatan Baru (AKB)” yang diinisasi TP PKK Kelompok Kerja (Pokja) II Jabar, Selasa (22/9/2020).
Untuk mewujudkan itu semua, lanjut Atalia, pemerintah merancang program pengembangan anak usia dini yang holistik-integratif. Artinya, peran PAUD hari ini tak hanya fokus pada pendidikan, tetapi menyeluruh di berbagai aspek. Mulai dari kesejahteraan, kesehatan, gizi, perawatan dan pengasuhan, perlindungan serta pendidikan.
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2013, ada empat tujuan dasar dalam pengembangan anak usia dini holistik-integratif. Pertama, terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini. Kedua, terlindunginya anak dari segala kekerasan, penelantaran, perlakuan yang salah, dan eksploitasi di manapun anak berada. Ketiga, terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan selaras antarlembaga layanan terkait (sesuai kondisi wilayah). Keempat, terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait, yaitu orang tua, keluarga, masyarakat serta pemerintah pusat dan daerah.
Untuk menunjang program tersebut, pihaknya pun telah mendirikan Pokja Bunda PAUD yang diketuai Sekretaris Dinas Pendidikan Jawa Barat, Wahyu Mijaya. “Pokja Bunda PAUD akan mendorong pendidikan dan perkembangan PAUD melalui program yang bersinergi dengan berbagai komunitas lain,” ujarnya.
Bermain adalah Belajar
Atalia menegaskan, pendidikan kepada anak harus diterapkan sedini mungkin, bahkan sejak mereka mampu melihat, mendengar, dan merasakan semua pancaindra. Jadi, upaya mereka bermain adalah bentuk pendidikan itu sendiri,” ucapnya.
Menurut Atalia, bagi anak-anak usia balita, bermain adalah satu hal yang paling serius. Sebab, pada masa itu mereka menggunakan seluruh pancaindra dan bagian tubuh untuk mengekplorasi diri.
“Jadi, benda/permainan yang mereka raba atau mainkan itu adalah bentuk pendidikan. Saya kira, saat ini kita harus buat anak-anak dalam pengasuhan yang benar supaya mereka bisa mengekplorasi diri tanpa membahayakan diri sendiri,” paparnya.
Selain Atalia, webinar ini menghadirkan tiga narasumber lainnya. Yaitu, Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) BKKBN Jabar, Elma Triyulianti, Anggota Pokja II TP PKK Jabar (Saeful Maladi), dan Founder Insipirasi Parenting (Hasan Faruqi). Webinar seri kelima tersebut dihadiri tak kurang 957 anggota PKK se-Jabar. (Red/LN)
Komentar