Bandung,Metrodua.com – Sebanyak 71 sekolah di pelosok daerah di Jawa Barat dipastikan sudah bisa melakukan pembelajaran tatap muka, sedangkan sisanya akan dilakukan bertahap.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Jabar, Dedi Supandi dalam acara “Coffee Morning Inilah Koran tentang Pembelajaran Tatap Muka” di Kantor Inilah Koran, Jln. Dr. Djunjunan No. 167, Kota Bandung, Selasa (18/8/2020).
Kadisdik mengatakan, mengapa sekolah di pelosok daerah yang diprioritaskan karena mereka terkendala jaringan internet (blank spot). “Sehingga, kami mengambil kebijakan mereka boleh melakukan pembelajaran tatap muka,” ucapnya.
Namun, menurut Kadisdik, kebijakan ini dilakukan dengan sangat hati-hati. “Kami pun terus melakukan evaluasi setiap 2 minggu,” ungkapnya, seraya menegaskan, sekolah yang membuka pembelajaran tatap muka ini wajib menerapkan protokol kesehatan.
Sedangkan sekolah di wilayah perkotaan, Kadisdik meminta untuk bersabar. “Kami akan mengupayakan dulu data-datanya,” katanya.
Untuk pembelajaran praktik bagi peserta didik SMK, seperti di laboratorium, studio, bengkel, dan tempat pembelajaran praktik lainnya, Kadisdik menyatakan, boleh melakukan pembelajaran tatap muka, namun tetap harus menerapkan protokol kesehatan.
Kurikulum Darurat
Saat ini, Kadisdik menyampaikan, pihaknya tengah menyusun kurikulum darurat. Kurikulum darurat ini adalah bentuk penyederhanaan kompetensi dasar. “Ini dilakukan agar siswa dan guru tidak terbebani terlalu banyak kompetensi dasar. Sehingga, mereka bisa lebih fokus ke kompetensi esensi dan pendidikan karakter,” tuturnya.
Kadisdik menerangkan, pihaknya juga menyediakan modul-modul pembelajaran yang diharapkan dapat membantu proses belajar. “Penyederhanaan kurikulum ini juga agar siswa tidak dibebani menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan,” pungkasnya. (Red/PS)
Komentar